Profil Desa Gladagsari

Ketahui informasi secara rinci Desa Gladagsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Gladagsari

Tentang Kami

Profil Desa Gladagsari, pusat pemerintahan Kecamatan Gladagsari, Boyolali. Desa ini memadukan peran vital sebagai pusat administrasi dan jasa dengan basis ekonomi agraris yang kuat di lereng subur Gunung Merbabu, serta menjadi gerbang utama menuju destina

  • Pusat Pemerintahan

    Desa Gladagsari berstatus sebagai Ibu Kota Kecamatan Gladagsari, menjadi lokasi bagi kantor pemerintahan, layanan publik, dan pusat koordinasi pembangunan di wilayahnya.

  • Dinamika Ekonomi Ganda

    Perekonomian desa ditopang oleh dua sektor utama, yaitu sektor jasa dan perdagangan yang didorong oleh statusnya sebagai pusat kecamatan (termasuk Pasar Gladagsari), serta sektor agraris tradisional yang subur.

  • Gerbang Wisata Merbabu

    Berkat lokasinya yang strategis di jalur utama, Desa Gladagsari berfungsi sebagai gerbang akses penting bagi wisatawan yang hendak menuju berbagai destinasi populer di lereng Merbabu, seperti Desa Wisata Seboto.

XM Broker

Berbeda dari desa-desa tetangganya yang dikenal murni karena pesona alam atau komoditas agrarisnya, Desa Gladagsari memegang peranan unik dan strategis sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota dari Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali. Status istimewa ini menjadikan desa tersebut sebagai jantung administrasi, layanan publik dan pusat dinamika sosial-ekonomi bagi seluruh wilayah di sekitarnya. Terletak di jalur utama yang ramai di lereng Gunung Merbabu, Desa Gladagsari adalah perpaduan harmonis antara suasana pedesaan yang asri dengan geliat aktivitas perkotaan skala kecamatan. Di sinilah denyut nadi pembangunan kecamatan berdetak, sekaligus menjadi gerbang utama yang menyambut para pelancong sebelum menjelajahi keindahan destinasi wisata yang lebih tinggi di lereng Merbabu.

Pusat Administrasi di Jantung Kecamatan

Sejak pembentukan Kecamatan Gladagsari pada tahun 2019 sebagai hasil pemekaran dari Kecamatan Ampel, Desa Gladagsari secara resmi ditunjuk sebagai pusat pemerintahannya. Keputusan ini secara fundamental mengubah wajah dan fungsi desa. Sebagai ibu kota kecamatan, di desa inilah berbagai fasilitas dan kantor layanan publik utama berlokasi, termasuk Kantor Kecamatan Gladagsari, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), serta kantor-kantor dinas terkait lainnya yang menjadi pusat koordinasi pembangunan wilayah.Secara geografis, Desa Gladagsari menempati lahan seluas 5,45 km² atau 545 hektare. Wilayahnya yang cukup luas ini memiliki topografi bervariasi khas lereng gunung, dari area yang relatif landai hingga perbukitan yang subur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, desa ini secara administratif terbagi menjadi 6 dusun, 10 Rukun Warga (RW), dan 45 Rukun Tetangga (RT). Struktur administrasi yang terperinci ini mendukung efektivitas pelayanan kepada masyarakat yang tersebar di wilayahnya.Di bawah kepemimpinan Kepala Desa, saat ini dijabat oleh Bapak Bambang Sukoco, pemerintah desa bekerja sama dengan pemerintah kecamatan untuk menyelaraskan program-program pembangunan. Lokasinya yang strategis tidak hanya memudahkan koordinasi antarlembaga pemerintah, tetapi juga memberikan akses yang lebih mudah bagi warga dari desa-desa lain di Kecamatan Gladagsari untuk mengurus berbagai keperluan administrasi.

Dinamika Ekonomi: Perpaduan Agraris dan Jasa

Status sebagai pusat kecamatan secara langsung membentuk struktur ekonomi Desa Gladagsari menjadi lebih dinamis dan beragam dibandingkan desa-desa di sekitarnya. Perekonomian di sini tidak hanya bertumpu pada satu sektor, melainkan merupakan perpaduan antara sektor agraris tradisional dengan sektor jasa dan perdagangan yang terus berkembang.Sektor Jasa dan Perdagangan: Kehadiran kantor-kantor pemerintahan menjadi magnet bagi tumbuhnya usaha di sektor jasa dan perdagangan. Warung makan, toko kelontong, jasa fotokopi, dan berbagai usaha penunjang lainnya tumbuh subur untuk melayani para pegawai dan warga yang datang. Puncak dari aktivitas perdagangan ini berpusat di Pasar Gladagsari. Pasar tradisional ini bukan hanya menjadi tempat transaksi jual beli bagi warga Desa Gladagsari, tetapi juga menjadi pusat ekonomi bagi petani dan pedagang dari desa-desa sekitar yang menjual hasil bumi mereka.Sektor Agraris yang Tetap Kokoh: Meskipun sektor jasa berkembang pesat, basis agraris desa ini tetap kokoh. Lahan-lahan pertanian yang subur dimanfaatkan warga untuk menanam aneka komoditas hortikultura dataran tinggi, seperti sayur-mayur. Selain itu, subsektor peternakan, khususnya sapi perah, juga masih menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi sebagian warga, melanjutkan tradisi Boyolali sebagai Kota Susu.Inovasi di bidang pengolahan hasil pertanian juga mulai berkembang. Salah satu contohnya ialah kiprah Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Rejeki, yang aktif mengolah hasil kebun menjadi produk bernilai tambah seperti keripik labu, keripik pare, dan aneka olahan sayuran lainnya. Upaya ini menunjukkan kreativitas masyarakat dalam melakukan diversifikasi ekonomi berbasis potensi lokal.

Demografi dan Tatanan Sosial Masyarakat

Berdasarkan data BPS tahun 2020, Desa Gladagsari memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.649 jiwa. Dengan luas wilayahnya, desa ini mencatatkan tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.036 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk ukuran desa di lereng gunung, yang dipengaruhi oleh perannya sebagai pusat permukiman dan aktivitas.Komposisi penduduknya heterogen, tidak hanya terdiri dari petani dan peternak, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN), pedagang, pengusaha, dan pekerja di berbagai sektor jasa lainnya. Keberagaman profesi ini menciptakan tatanan sosial yang dinamis. Sebagai pusat kegiatan kecamatan, Desa Gladagsari sering menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai acara seremonial dan sosial, seperti perayaan hari kemerdekaan, festival budaya, hingga pameran potensi desa yang diinisiasi oleh organisasi seperti PKK.Kegiatan kemasyarakatan berjalan aktif melalui berbagai kelompok dan organisasi, mulai dari kelompok tani, kelompok ternak, hingga organisasi kepemudaan dan keagamaan. Interaksi sosial yang intens menjadikan Desa Gladagsari sebagai melting pot atau wadah bertemunya warga dari berbagai latar belakang di Kecamatan Gladagsari.

Daya Tarik Lokal dan Gerbang Menuju Wisata Merbabu

Dalam konteks pariwisata, peran Desa Gladagsari lebih dominan sebagai gerbang atau titik transit utama. Lokasinya yang berada di jalur strategis menuju destinasi wisata unggulan seperti Desa Wisata Seboto dan desa-desa lain di lereng atas Merbabu menjadikan desa ini ramai dilintasi wisatawan. Peluang ini dimanfaatkan oleh sebagian warga dengan membuka usaha kuliner atau toko oleh-oleh di sepanjang jalan utama.Meski demikian, Desa Gladagsari juga memiliki beberapa daya tarik lokal tersendiri. Taman Kridanggo, sebuah ruang terbuka hijau di pusat desa, berfungsi sebagai fasilitas rekreasi publik bagi masyarakat setempat untuk bersantai dan berinteraksi. Selain itu, terdapat beberapa rumah makan atau tempat pertemuan yang cukup dikenal di kalangan masyarakat lokal maupun pelancong, seperti Omah Kita, yang sering menjadi titik kumpul atau tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan.Potensi terbesar desa ini dalam pariwisata adalah mengembangkan layanan penunjang (supporting services), seperti penyediaan akomodasi yang representatif, pusat informasi wisata terpadu untuk seluruh Kecamatan Gladagsari, serta menjadi etalase bagi produk-produk UMKM unggulan dari desa-desa di sekitarnya. Dengan mengambil peran sebagai hub pariwisata, Desa Gladagsari dapat memperoleh manfaat ekonomi yang signifikan dari arus wisatawan yang melintas.